Jakarta – Pernyataan Perdana Menteri Australia, Tony
Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan tsunami Aceh menuai kecaman di
berbagai tempat. Kali ini kelompok Koalisi Pro Indonesia menggelar aksi
#KoinUntukAustralia di Bundaran HI Jakarta, Minggu (22/2).
Menurut koordinator aksi, Stenli, gerakan #KoinUntukAustralia
dilakukan sebagai peringatan kepada pemerintah agar dapat bertindak
tegas atas segala pelanggaran hukum yang dilakukan dan tidak terpengaruh
oleh politisasi pihak asing seperti Australia dan negara lainnya.
“Kami minta pemerintah konsisten dalam menegakan hukum. Jangan
terpengaruh pihak asing manapun termasuk ucapan Tony Abbott,” ujar
Stenli menegaskan.
Ia menambahkan gerakan ini juga dilakukan untuk memperlihatkan bahwa
Indonesia masih memiliki martabat di mata dunia. Ia menilai, ucapan yang
dilontarkan Tony Abbott sangat tidak sesuai dengan etika Internasional.
“Pernyataan Abbott sangat memprihatinkan. Dengan aksi ini kami ingin
memperlihatkan bahwa Indonesia masih memiliki harga diri,” lanjut dia.
Dari pantauan CNN Indonesia, aksi ini dilakukan dengan menggelar
banner bergambar Tony Abbott sembari ditaburi dengan kepingan koin dari
pejalan kaki yang lewat.
Aksi serupa sebelumnya juga digelar di Aceh. Pernyataan PM Australia
Tony Abbott yang mengaitkan bantuan tsunami untuk Indonesia pada 2004
silam dengan hukuman mati mendapat kecaman dari masyarakat Aceh. Sebagai
bentuk protes, Kesatuaan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh
membuka posko pengumpulan koin untuk Australia.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott meminta kepada Pemerintah
Indonesia untuk melakukan balas budi atas bantuan yang diberikan
Australia dengan membatalkan hukuman mati kepada terpidana mati kasus
narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Namun, warga Aceh menganggap PM Australia tersebut seharusnya malu
dengan komentar yang diungkapkannya dan mereka dengan senang hati akan
mengembalikan uangnya.
Bahkan, Warga Aceh meluapkan kekecewaannya dengan menggalang gerakan
mengumpulkan koin untuk membayar kembali uang bantuan dari negeri
Kangguru itu.
Selain itu, gerakan yang menjadi bentuk protes ini juga ramai
diperbincangkan di Twitter. Warga Aceh menggunakan tanda pagar
#KoinUntukAustralia untuk melampiaskan kemarahan kepada pemimpin
Australia.
Rencananya, koin yang terkumpul nantinya akan langsung diberikan
kepada pemerintah melalui Pemkot DKI Jakarta ataupun lembaga tertentu. (CNN Indonesia).
Korban Tsunami Aceh Lelang Giok, Ingin Kembalikan Bantuan Australia
Meulaboh – Korban tsunami yang tergabung dalam
Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat, membuka lapak
pelelangan batu giok di Kafe Endatukupi, Meulaboh, Aceh Barat, sejak
Sabtu (21/2/2015). Aksi penggalangan dana dari batu mulia yang kini
sedang tenar dan incaran warga di Aceh dilakukan untuk mengembalikan
bantuan kemanusiaan yang pernah diberikan Pemerintah Australia untuk
rakyat Aceh yang dilanda tsunami 26 Desember 2004 silam.
Menurut pantauan Serambinews.com, aksi lelang batu giok
dilakukan oleh sekitar 15 korban tsunami dari GPRS. Mereka memajangkan
batu giok, baik yang sudah dibuat batu cincin sebagai akik atau yang
belum diolah. Aksi korban tsunami tersebut sempat membuat heboh
masyarakat yang sedang santai di kafe tersebut serta yang melintasi
kawasan tersebut.
Koordinator aksi yang juga Ketua GPRS Aceh Barat, Edi Candra
mengatakan, aksi penggalangan dana dari batu giok ini sebagai bentuk
kekecewaan korban tsunami kepada Pemerintah Australia. Dalam pernyataan
yang disampaikan Perdana Menteri Tony Abbot, Australia mengungkit-ungkit
bantuan yang pernah mereka berikan kepada masyarakat Aceh pasca-tsunami
silam.
“Dana galangan dari lelang batu giok ini akan kami kirim sebagai
bentuk pengembalian bantuan yang pernah Australia realisasikan,”
katanya.
Edi menambahkan, galangan dana dari batu giok yang merupakan ikon
Aceh saat ini akan terus dilakukan. Selain itu, Pemerintah Aceh juga
diminta menyampaikan pernyataan tegas kepada PM Australia, sehingga
pelecehan ini tidak akan terulang. Apalagi, bantuan yang mereka
realiasasikan pasca-tsunami silam dikaitkan dengan mafia narkoba yang
dihukum mati dari kewarganegaraan Australia di Indonesia.
Seperti diketahui, bantuan dari Australia yang pernah dikirim di Aceh
Barat pasca-tsunami silam digunakan untuk proses rehabilitasi dan
rekonstruksi kembali Aceh. Di antaranya untuk membangun sejumlah
sekolah, kantor pemerintah, serta kantor desa. (Kompas).
0 komentar: