Berikut penyebutan beberapa hadits lemah seputar puasa Muharram:
1. Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, beliau berkata :
“Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda :
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan selisihilah orang-orang
Yahudi padanya, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari
setelahnya.”
Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (1/399/2155), Ibnu Khuzaimah dalam
Shohihnya (3/290-291/2095) dan Al-Baihaqy (4/287) dari jalan Ibnu Abi
Laila dari Daud bin ‘Ali dari ayahnya dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu
‘anhuma dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam secara
marfu’.
Berkata Asy-Syaukany rahimahullah setelah membawakan hadits ini:
“Riwayat ini dho’if (lemah) mungkar.” Ini dikarenakan dalam sanadnya
terkumpul dua kelemahan :
a. Ibnu Abi Laila yang dia ini bernama lengkap Muhammad bin
‘Abdirrahman ibnu Abi Laila adalah seorang rowi yang lemah haditsnya.
Berkata Al-Hafizh dalam At-Taqrib : Shoduqun sayyi`ul hifzhi jiddan
(jujur tapi jelek sekali hafalannya).
b. Dia telah menyelisihi ‘Abdurrozzaq –yang beliau lebih kuat
hafalannya dari dirinya-, beliau meriwayatkan hadits ini dari Ibnu
Juraij dari ‘Atho` dari Ibnu ‘Abbas secara mauquf dari perkataan beliau
(Ibnu Abbas) –sebagaimana telah berlalu penyebutannya, itupun dengan
lafazh “berpuasalah pada hari ke-9 dan ke-10” tanpa ada tambahan lafazh
“atau sehari setelahnya.” Maka penyelisihan Ibnu Abi Laila terhadap
‘Abdurrozzaq terjadi dari sisi sanad serta matan hadits.
2. Juga dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata :
“Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda :
وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلاَثُوْنَ يَوْمٍ
“… dan barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Muharram maka baginya dari setiap hari (bagaikan berpuasa) 30 hari.”
Dikeluarkan oleh Ath-Thobarony dalam Mu’jam Ash-Shoghir (2/164/963)
dari jalan Muhammad bin Rozin Jami’ul Mishr dari Al-Haitsam bin Habib
dari Sallam Ath-Thowil dari Hamzah Az-Zayyat dari Laits bin Abi Sulaim
dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma.
Berkata Syaikh Al-Albany rahimahullah : “Ini adalah hadits maudhu’
(palsu), dalam sanadnya ada rowi yang bernama (1) Sallam Ath-Thowil dan
dia adalah pendusta, (2) Laits bin Abi Sulaim bercampur hafalannya serta
Al-Haitsam bin Habib dianggap pendusta oleh Imam Adz-Dzahaby.” Lihat
Dho’if At-Targhib wat Tarhib 1/312 no. 615.
3. Masih dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata :
“Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda :
لَيْسَ لِيَوْمٍ فَضْلٌ عَلَى يَوْمٍ فِي الصِّيَامِ إِلاَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَيَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
“Tidak ada satu haripun yang memiliki keutamaan atas hari-hari yang
lainnya dalam hal berpuasa kecuali bulan Ramadhan dan hari ‘Asyuro`.”
Diriwayatkan oleh Ath-Thobarony (11/127/11253) dan di dalam sanadnya
terdapat ‘Abdul Jabbar ibnul Ward yang dikatakan oleh Imam Al-Bukhory :
“Dia menyelisihi pada sebagian hadits-haditsnya,” dan berkata Ibnu
Hibban : “Dia sering salah dan wahm. Dan hadits ini dihukumi sebagai
hadits yang mungkar oleh Syaikh Al-Albany sebagaimana bisa dilihat dalam
Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah (1/453-455 no. 285).
Penulis: Ustadz Abu Muawiyah Hammad
0 komentar: